Bagi penderita mata minus,
apalagi minusnya sudah berpangkat-pangkat, kacamata adalah hal mutlak yang
harus selalu ada. Sebab, pandangan yang buram kerap membuat salah langkah, atau
salah membaca, atau hal-hal riskan lainnya. Beberapa penderita mata minus
adalah manusia ceroboh, yang kerap lupa menaruh kacamata hingga kelimpungan
mencarinya, atau sembarangan menaruh kacamat hingga terinjak dan framenya
patah. Pernah pada suatu ketika, seorang pengguna kacamata minus 3,5 ditambah silinder
0,5 lupa menaruh kacamata satu-satunya, ternyata tertinggal di dalam kulkas. Atau,
pernah juga ketiduran tanpa melepas kacamata lalu tertindih badan sendiri
hingga frame penyangga di telinga patah. Kalau sudah begitu jadi panik, padahal
harus segera melakukan aktivitas lain yang tentu memerlukan kacamata. Salah sendiri,
sudah tahu cuma punya kacamata satu, tapi tidak dijaga baik-baik, kalau sudah
begini akhirnya hanya bisa menggerutu.
Oleh sebab itu, penderita mata
minus denga sifat bawaan ceroboh tidak bisa hanya punya satu kacamata. Harus punya
cadangan, minimal dua kacamata, jaga-jaga jika tiba-tiba terjadi sesuatu hal
yang tidak diinginkan.
Cadangan itu memang penting untuk
beberapa hal, seperti olah raga sepak bola yang memerlukan pemain cadangan jika
ada pemain yang cedera atau kelelahan, baju cadangan jika sedang berpergian di
musim hujan agar tidak repot jika baju tiba-tiba basah kuyup, rencana cadangan
ketika merancang jalan menuju impian jika rencana A gagal maka ke rencana B, tujuan
cadangan jika sedang berpergian jika lokasi A tutup maka ganti ke lokasi B.
Tapi, tidak semua hal harus pakai
cadangan. Cadang pasangan, misalnya. Seenaknya ganti pasangan, padahal belum
selesai kisahnya dengan seseorang yang lama. Hebat sekali orang yang hatinya bisa serta merta meninggalkan
begitu saja, tanpa ada rasa bersalah, tanpa ada permintaan maaf. Kuat sekali seseorang
yang bisa meninggalkan, hatinya mudah sekali melebur semua kenangan, melenggang
dengan bahagia dengan seseorang yang baru. Pintar sekali orang yang bisa
berpenampilan selalu menawan padahal pada waktu yang bersamaan ia sedang
menikam hati seseorang. Jangan-jangan orang seperti ini, hatinya juga sedang
minus? Atau silinder? Hingga buram bahkan tak bisa fokus satu titik saja, mudah
berbelok pada orang lain. Lalu, kacamata hatinya lupa ditaruh di mana, atau
framenya sedang patah, jadi sembarangan sekali memakai hatinya. Hati-hati ya
sama hati orang, hati-hati.
No comments:
Post a Comment