Tuesday, May 12, 2020

Berhenti Sajalah

Sudah lebih dari 2880 hari, terhitung hingga hari ini, ketika hati masih terpasung dalam sangkar ceritanya. Sejatinya, ada banyak alasan untuk memilih meninggalkan. Tetapi, dekapan kata-katanya terlalu kuat, pesonanya terlalu memikat, jerat bualannya terlalu erat. Hingga kaki tiba-tiba terasa enggan meninggalkan. Rasa-rasanya, ada candu yang menarik diri untuk kembali bertahan, lagi, dan lagi.

Siapa lagi yang terjebak dalam realita seperti ini? Menikmati disakiti, menyulam lagi patah hati, merelakan diri jadi sasaran kebohongan. Hingga ketika kata-kata maaf sudah hilang arti, tapi dirinya masih berbesar hati memberi maaf dan sekali lagi memilih untuk bertahan, lagi, dan lagi. Lalu kemudian, setelah maaf itu memudar, alur ceritanya akan kembali lagi. Kebohongan demi kebohongan mendera, cerita-cerita palsu mewarnai hari, kemudian kata maaf kembali menguar dan diri sendiri perlahan mulai menyulam patah hati, lagi.

Berhentilah memaksakan diri, menyadari bahwa sebaik-baiknya pilihan adalah yang tidak menyakiti diri sendiri. Sekalipun pilihan itu adalah meninggalkan atau ditinggalkan. Selagi itu baik untuk hati, lakukan.

Hatimu layak untuk dirajut dari awal, tanpa harus kembali menyulam yang berulang kali dipatahkan.

Dari Prasetyani Estuning Asri, yang sedang merajut hatinya dari awal (lagi)

No comments:

Post a Comment