Saturday, December 22, 2012

221212

Sorot matamu selalu mendamaikan batinku.
Belaian lembutmu menyerap hingga ke pori-pori kulitku, menimbulkan desiran kehangatan ke seluruh tubuh, nyaman sekali.
Pelukanmu selalu bisa meredakan ego dan tabiatku sebagai pembangkang.
Gandengan tanganmu yang tiap kali kau ayunkan saat kita berjalan bersama selalu menyadarkanku bahwa aku tak sendiri.
Cium hangatmu di kening dan di kedua pipiku selalu kau sertai dengan doa-doa terbaikmu.
Sambil kau peluk aku, kau cium pipiku, dengan lembut kau belai kepalaku.
Dan kau pun berkata 'Aku sayang kamu.'
Pelan, kau bisikkan kata-kata itu tepat di telingaku.
Hingga kurasakan pundakku mulai hangat.
Buliran air mata suci dari kedua matamu yang mulai sayu menghangatkan pundakku.
Kau bilang itu air mata bahagia karena punya aku.
Batinku ngilu mendengarnya,
padahal kerap kali aku mengecewakanmu, tak terhitung lagi aku berkata 'Ah!'.
Tapi kau tetap merengkuhku dengan hangat.
Kaulah, malaikat tanpa sayap. .
Ibu. .

No comments:

Post a Comment