Saturday, January 12, 2013

PRASASRI 2

“Wah, kamu masih solid banget ya sama temen-temen SMA mu.” Gumam seorang teman ketika aku usai bercerita tentang rencanaku untuk kumpul dengan teman-teman SMA esok hari.

Sebenarnya nggak cuma sama teman SMA yang Alhamdulillah masih solid sampai sekarang. Teman-teman dari TK, SD, SMP, dan SMA insyaAllah juga masih klop. Iya, karena bagiku teman dan keluarga adalah sepasang sayapku. Tentunya tanpa mereka aku tidak dapat seimbang, makanya aku begitu menjaga persahabatan, walaupun sering cek-cok tapi itu tak jadi alasan untuk tetap solid.
Widhi, Rieska dan Vesa mereka adalah salah tiga teman TK ku di TK At Taqwa. Widhi, berkatnya aku mau belajar nari bahkan sampai ikut pentas ketika perpisahan TK. Kita adalah teman dekat, dan sering pulang bareng karena rumah kita berdekatan. Lebih tepatnya mungkin aku lebih sering dititipin sama Ibunya Widhi ketika pulang, karena Bapak dan Ibu kerja sampai siang. Walaupun kedua orang tuaku itu sibuk bekerja, tapi bukan berarti mereka tidak peduli dan tidak tahu dengan siapa aku berteman. Bahkan, sampai sekarang mereka ingat teman-teman TK ku yang aku sendiri bahkan sudah lupa. Rieska, aku jujur lupa dulu kita sekelas apa nggak tapi yang jelas kita dulu adalah siswi-siswi yang cukup tinggi tapi sekarang sebaliknya.hahha.. Kita akhirnya dipertemukan lagi di SMA, dan selalu ada tawa geli ketika mengingat masa-masa itu. Vesa, dia itu lebih muda setahun dariku , aku lupa gimana kita dulu, yang jelas waktu pulang aku suka panggil-panggil dia. Eh pas SMA kita sekelas selama dua tahun, nggak nyangka ternyata dia masih ingat aku.
Beranjak SD aku sudah pisah sama teman-teman TK. Aku masuk di SD bekas masku, SD N 6 Wonogiri sedangkan teman-temanku ada yang masuk SD N 1 Wonogiri, SD N 7 Wonogiri, dan SD SD lainnya di sekitaran Wonogiri. Sebenarnya aku juga satu sekolah dengan Widhi, tapi waktu kelas dua dia pindah. Akhirnya, pas kelas tiga teman dekatku adalah Fara, tapi sayangnya pas kelas empat dia juga pindah. Di sisa-sisa masa SD ku itu aku berteman akrab dengan Tyas, Rosy, Annis, Asih, Norma, dan teman-teman yang lain. Dengan mereka aku main-main ke seantero Salak, menikmati jalan terjal bersama, bersepeda bersama, bahkan waktu itu kita pernah main ke tandon bersama. Ibu Bapakku kenal mereka, maklum rumahku paling dekat dengan sekolah jadinya mereka sering sekali main ke rumah. Dan, yang mengharukan adalah ketika Ibuku meninggal , waktu itu kita udah SMP dan sekolah kita beda-beda. Tapi mereka tetap menyempatkan datang untuk mengutkanku, mereka adalah orang-orang yang memegang erat tanganku dari rumah sampai pemakaman, mereka juga ikut mengantarku pulang lagi lengkap dengan pelukan hangat dan air mata yang juga ikut menderas,  mereka membisikan sebuah kata-kata dengan lirih dan sesegukan “Asri sing sabar yo.” Telapak tangan mereka mengelus punggungku, kami berpelukan melingkar , seolah mereka juga merasakan kehilangan yang sama. Sembari menyeka air mataku, mereka pamitan pulang dan tak hentinya aku berucap terima kasih pada mereka atas simpati yang luar biasa menguatkan psikisku.

Menginjak bangku SMP, teman-temanku jauh lebih beragam. Aku bersekolah di SMP N 2 Wonogiri, Karena jarak rumah dan sekolahku kini lumayan jauh jadi aku harus menggunakan bus umum sebagai transportasi. Kebetulan, bus yang lewat depan rumah cukup minim, namanya Putra Mulya, dan yang perlu kau ketahu ini bus langka! Ajang menanti bus adalah hal yang paling tidak bisa terlupakan, aku tidak sendiri menanti sang Putra Mulya datang. Ada Tyas, Riris, Nena, Ida, dan teman-teman lain yang ikut serta menanti PM. Kita menyebut diri kita, “Laskar Putra Mulya”. Tyas, dia adalah anggota Laskar PM yang paling kekar dan besar. Gaya ngebanyolnya suka bikin aku sampai nyaris ngompol, dia juga yang selalu bilang aku unyil ucil boncel atau apalah pokoknya sebangsa liliput lainnya. Iya, karena aku memang yang termungil. Hahah! Riris, dia itu cerewet abis dan asli dia itu ngikutin mode banget. Dia yang selalu komentar tentang penampilanku yang urakan dan nyaris kayak preman, jelas kita beda. Haha, tapi nggak papa setidaknya kita punya kesamaan, sama-sama gila.! Wkwkwk. Nena, Bapaknya Nena dan Bapakku kebetulan sudah saling kenal jadinya aku dan keluarganya Nena udah kayak keluarga. Nena itu anaknya agak ngeyel, dan kalau ketemu aku yang juga ngeyel puool jatuhnya suka berantem nggak jelas. Tapi,itu yang bikin kangen setelah kita pisah. Ida, ni bocah putihnya Masya Allah, trus kadang suka lost control gitu, pokoknya sering banget jadi bahan bullyan anak-anak.hahah. Segala perbedaan yang ada di antara kita itu justru jadi penyatu persahabatan kita. Iya, emang bener kalau ada yang bilang sahabat itu saling melengkapi. Mereka juga selalu ada di saat aku lagi terkapar dalam duka. Waktu Ibuku meninggal, sebelum berangkat sekolah mereka sempatkan datang ke rumahku. Meremas pundakku dan menyeka air mataku, dengan terbata-bata aku mengadu pada mereka, “Aku sekarang sendiri, tanpa Ibu.” Dengan terburu-buru mereka menghentikan ucapanku, memelukku dan ikut menangis bersamaku. Tanpa kata-katapun aku menyadari mereka akan selalu ada untukku. Dua hari sepeninggal Ibu aku baru mampu bersekolah lagi, senyumku masih hilang. Teman-teman yang melihat gelagat tak biasa itu terus mendampingiku, tanpa banyak tanya mereka langsung saja menggandeng tanganku. Iya, itu kode dari mereka untuk menguatkanku.

Nggak kerasa, jatah masa putih-biruku habis juga. Memasuki bangku SMA, wah semua kehidupan semakin tak biasa. Haha! Aku dapet temen-temen yang nggak kalah kece di sini, gila, gokil, dan absurd .haha! Asli, kalo disuruh cerita soal mereka bisa sampai satu buku deh. Wah, luar biasa pokonya mereka.
Ini buat kalian, teman-teman :)


Apri, orangnya pendiem tapi sekalinya ngasih nasihat itu bisa nenangin banget. Aku suka curhat sampi nangis-nangis ke dia .Ratih, dia itu temen paling kompak kalo disuruh tukeran jawaban dan itu asik banget. Hahah. Tiap hari si Ratih ini gilanya semakin menjadi, sama kayak saya. Makanya kita klop banget deh kemana-mana juga, wkwk. Arin, paling sering ngebela aku kalo di bully haha, dan temen sebangku yang keren :D. Astri, emang di yang paling banyak usianya tapi yang paling bocah :P, tapi sumpah dia itu orang yang nggak pernah bisa marah dan selalu jadi pihak penengah kalo kita lagi ribut. Dessy, wuaaaaa kita nggak pernah sekelas, tapi deekeeeetnya minta ampuuun :D dia itu manja tapi anak pramuka yang lantang, aku jadi suka bingung makanya, tapi kiat kalo curhat soal hati widih nyambung sekali. Wkwk. Bintan, anak pacitan yang satu ini adalah orang yang mengerti siapa-siapa aja yang pernahnyantol di hatinya kau. Haha. Nur, kita udah kayak adik kakak beneran deh. Apa-apa aja aku ceritain sama dia. Orangnya agak sulit ngomong, tapi sekalinya ngomong itu ya gitu, bisa bikin tenterm di hati. Kalau punya buku baru pasti dia inget aku :D. Makasih!! Ain, cantiknya luar biasa, dia itu sering banget nenangin aku dengan nasihat-nasihat bijaknya. Dessy M. , anak satu ini adalah adikku tersayang :D paling sebel kalu dia itu males makan. Tapi, kita kompak banget kalau lagi ngomongin masa depan di tengah-tengah pelajaran. Hahah! Indah (Parman), Jiwanya keibuan banget. simbokku banget, paling bisa ngeneng-ngeneng pas aku nggembeng hebat. Walaupun kerep gelut juga tapi nggak papalah, proses pendewasaan diri. Aku ditularin semangatnya yaa, makasih buat perhatiannya :), makasih udah selalu ngontrol semangatku. Eka, eka eka… seribu jempol buat dia :) pokoe makasih sudah mau jadi teman sebangkuku pas kelas XI, manusia paling sabar. Nggak pernah marah. Rembe, huaaaaaaaaaaa…dosaku ke dia buanyak bianget e. waktu itu bahkan pernah sempet nggak masuk gara-gara sehari sebelumnya tak jambak i. maaf T.T. Retno, paling bisa diandelin pas ulangan Pkn. Kerja sama yang keren kawan. Haha. Pandu, dia juga orang yang sabar banget, waktu itu nunggu aku selesai ngerjain soal pas ujian. Haha. Oni, ketua kelas yang LUAR BIASA! Dia ini walaupun kelihatannya sangar tapi sebenernya heeem gilanya membahana! Haha, dia itu paling bisa bikin kelas jadi solid. Keren pokonya. Vesa, sahabat TK ku yang kalem dan cerdas. Leha, dia hobi banget marahin kau kalau aku mulai nangis. Haha! Heru, dia itu suaranya emas sekali dan menusuk-nusuk kalbu. Kolaborasinya dengan Oni sungguh memukau siapa pun yang menyaksikannya. Ibnu, ulah konyolya selalu menimbulkan gelak tawa tersendiri. Haha! Rieska, kata-katanya selalu membuat aku semangat lagi. Teman yang solid, apa lagi pas ujian, wah luar biasa. Dia selalu memastika apakah aku sudah selesai apa belum, luar biasa! Ulfa, banyolannya sangat menghibur dan bisa ketawa plong. Haha! Dewi, orang yang paling cerewet nyuruh aku cari kos :D. Alfi, dia itu selalu ngasih semangat dengan cara yang tidak terduga-duga. Mb Nena, memang jiwanya sudah jiwa psikolog jadi tahu sendiri gimana luar biasanya dia ketika aku curhati tentang masalahku. Luar biasa! Ambar, kadang dia itu suka minder padahal dia pinter. Tapi, dia selalu ngasih semangat juga buat aku. Puput, tempat belajar fisika paling asik dan palingmudeng ya sama dia. :D. Ipung, dodolnya bikin kangen. Manusia terpolos dan terlugu yang pernah aku kenal.
Uut, kawan terbak untuk diajak mbolang :D.

Wuah..pokoknya kalian sangat berarti, istimewa di hati, s’lamanya rasa ini.. Dan, XI IPA 4 adalah kelas terbaik sepanjang perjalanan sekolahku. :) Kalian itu paling tahu gimana caranya buat aku diem pas lagi nggembeng parah. Kangen pengen curhat dan tiba-tiba nangis di tengah curhatan trus kalian panik, hahah..

Jeng-jeng, sampai juga di jenjang perkuliahan. Kebetulan nyasar di UNS jurusan Matematika. Aku pikir semua makhluk di sini meyeramkan dan mengerikan. Tapi, ada segelintir orang yang bisa diajak ngedan juga. Vivi, Dwi, Risa, Dewa, Eka, Annisa, Yoyok, Wisnu. Mereka paling bisa diajak kerja sama :D.
Eka, dia adalah anak aksel yang cerdasnya luar biasa! Polos dan suka bikin ngakak lewat aksi-aksinya. Vivi, mukanya asli jutek banget! Tapi kalau udah kenal dan klop, dia adalah orang gila ke sekian yang pernah kau kenal :D. Suka banget ngobrol sama Vivi pas jam kuliah hahah, Vivi juga paling mengayomi kalo pas ujian. Wkwkw. Lanjut, Dwi, dia adalah Bundo kita semua yang menyimpan cinta pada seorang lelaki yang ‘ehem’ sekali. Hahah! Bundo itu telmi, dan kadang suka emosi ngomong sama dia kalo nggak ngerti-ngerti. Haha! Risa, dia itu tak ubahnya seperti kamus berjalan, di antara kita nih yang EAP nya lulus ya cuma dia. Kece badai kan! Dewa, kadang dia tuh suka tulalit gitu tapi polos jadi nggak tega kalau mau marah sama dia walaupun nggak sengaja sering bentakin dia juga , :D. Yoyok dan Wisnu, sempet kaget waktu ada yang nanya “Kalian bertiga sodara?” hahah! Iya, karena kita suka ngobrol dan asik banget gitu bertiga, sampai temen-temen nyangknya kita sodaraan. Kalau lagi ada kuliah praktikum kalkulus tanpa Yoyok dan Wisnu aku butiran debu deh beneran, hahaa! Annisa, dia itu ya doyan banget sama onde-onde dan dia itu paling sering jadi bahan bullyan kita. Hehe, maaf ya.

Teman, nggak akan ada habisnya kalau dicritain. Tempat terbaik untuk berbagi cerita suka duka lara maupun bahagia setelah keluarga. Mereka penyeimbang tempat berbagi, penyempurna proses menggapai mimpi. Dan, salah satu alasan kita bisa bertahan. Tidak penting berapa jumlah teman, yang terpenting seberapa besar kesolidan itu tumbuh. Jaga temanmu, ingat karena mereka separuh sayapmu. :)

Wonogiri, 12 Januari 2013

No comments:

Post a Comment